Friday, December 2, 2016

Sudut satu Desember

Ilustrasi


Bulan malu-malu
Yang ada hanya aku
Desember, rindu aku?

Pandanganku jatuh tepat di sana
Dia, peniru ulung
Bahkan terlihat lebih baik dariku

Ada yang salah

Dipaksa pergi
Terseret hampir mati
Ke tempat yang kutau dia tak ingin kembali
Luka
Berdarah
Harus berpaling muka

Ratusan hari yang terbagi
Menghajar tanpa henti
Babak belur
Harus berpaling muka

Manusia tak lebih kejam darimu, bung!
Kutahu dia sasaran empuk bagimu
Lalu aku hanya aktor pembantu lancarnya misimu

Dia
Kasihan
Semesta sedang membencinya
Banyak pihak tak punya hati bekerjasama

Aku
Salah satunya

Tuesday, November 29, 2016

Pemakaman

Ilustrasi

Senja itu
Entah bagian tubuh mana yang terasa sakit sampai aku tak lagi menderu
Kulihat diriku yang lain menggali lubang untuk menyemayamkan segala kita
Tak putus bibirnya merapal,"aku harus siap, aku pasti siap, kau akan kulupakan"
Sudut matanya selalu basah
Urung kubisikkan,
karena ia pun sebenarnya tahu
Ia tak kan
mampu 

Truth or Dare

Ilustrasi

Tempat ini ramai seperti biasa
Di tempat yang sama tetap ada sepi terasa
Empat anak muda mencoba menghibur diri secara bersama
Jujur atau lakukan hal gila

Seorang gadis mungil dengan mata sekecil gajah malam ini
Gadis lain dengan dahaga luar biasa untuk saling memiliki
Satunya menerka isi hati sang kekasih
Lalu si pria yang sedang resah dengan calon penghuni hati
Jujur atau lakukan hal gila

Yang biasa malu, menjadi liar
Yang tertutup, semua terlihat

Judulnya mungkin pulpen kejujuran
Si pria yang sudah tak perjaka
Si gadis yang melayang dengan lembutnya ciuman di telinga
Si gadis lain yang berbicara tentang sexmate
Lalu dia yang berbicara tentang soulmate sempat tak terucap

Sayang, biar malam ini aku yang mengambil alih tugasmu,

Si pria   : "Ini yang ditunggu!"
Si gadis : "Sial, akhirnya aku kena juga"
Si gadis : "Get ready, kecil"
Si gadis : "Jadi, sudah melakukan apa saja dengan dia?"
Si gadis : "Berciuman?"
Si gadis : "Kami... sudah lebih dari itu"
Si gadis : "Hahaha, ini menyenangkan, lanjutkan ceritamu"
Si gadis : "Kami sudah telanjang"
Si pria   : "Hahaha, lalu apa kau melakukan........"

Sayang, biar malam ini aku yang mengambil alih tugasmu,

"Kami berdua sudah telanjang bulat di hari pertama kami berjumpa, jiwa kami yang telanjang. Aku yakin, bukan hal ini yang ingin kalian dengar, tapi kau tahu? Itu jauh lebih berharga dan berarti dari sekadar memasukkan penis ke dalam vagina lalu bersenang-senang. Ketika kau bisa secara emosional tulus telanjang di depan pasanganmu dan ia juga melakukan hal yang sama, aku pastikan sejak itu, jiwamu dan jiwanya telah menjadi satu. Apa ada yang lebih indah dibandingkan menyatukan jiwa? Entah bagaimana pendapatmu, tapi bagiku cinta itu bukan soal menyatukan badan, tapi jiwa".

Tempat ini ramai seperti biasa
Di tempat yang sama tetap ada sepi terasa
Berjalan tinggalkan abu dan asap
Langkah demi langkah
Mungkinkah yang dirasa hanya semu belaka

Malam masih sangat panjang
Ketiganya gundah
Yang satu belajar menerima